KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita Panjatkan ke Hadirat Allah
SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah ini dapat
disusun tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Sistem Informasi
akuntansi Dalam memahami Siklus Produksi dan Sistem Akuntansi Biaya Persediaan.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu dapat teratasi.
Olehnya itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Yang Maha Kuasa.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Makassar,18
Mei 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada
era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan
yang begitu pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan
dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien
untuk mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan
yang sangat penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan.
Informasi yang berkualitas yaitu informasi yang akurat, relevan dan tepet waktu
sehingga keputusan yang tepat dapat dibuat yang disesuaikan dengan system
informasi yang diterapkan di masing-masing perusahaan. Dengan demikian,
pengelolaan system informasi merupakan hal yang sangat penting untuk
dilakukan.Oleh karena bentuk operasional perusahaan yang beragam, maka sasaran
sistem informasi akuntansi juga beragam bentuknya. Misalnya suatu perusahaan
manufaktur akan memerlukan sistem informasi akuntansi yang dapat menghasilkan
informasi biaya produksi dan besarnya harga jual produk, jenis produk, kuntitas
dan kualitas produk, persediaan serta biaya-biaya yang berhubungan dengan
produk misal biaya pembelian bahan, biaya transportasi pengantaran, dan
sebagainya.
Salah
satu bagian penting dalam system informasi akuntansi adalah pada aktivitas
pembelian dan persediaan barang perusahaan. Sistem informasi persediaan akan
mencatat setiap pergerakan mutasi persediaan mulai dari pengadaan persediaan
sampai dengan distribusi persediaan. Dengan demikian system akuntansi persedian
akan menjamin bahwa catatan akuntansi perusahaan akan menunjukkan secara akurat
setiap mutasi persediaan.
Salah
satu penyebab terjadinya kekacauan-kekacauan dalam prosedur akuntansi adalah lemahnya pengendalian intern pada
sistem dan prosedur yang mengatur suatu transaksi. Untuk mengatasi masalah
tersebut, maka setiap perusahaan perlu menyusun suatu sistem dan prosedur yang
dapat menciptakan pengendalian intern yang baik dalam mengatur pelaksanaan
transaksi perusahaan.
Lingkup
(scope) sistem informasi akuntansi adalah memberikan informasi untuk tujuan
akuntansi yaitu tujuan eksternal yang sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh otoritas dan tujuan internal untuk tujuan pengambilan keputusan
manajemen.Menurut Bodnard dan Hopwood (2000:23) sistem informasi akuntansi
adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk
mengubah data menjadi informasi.Menurut Baridwan (1996:4) sistem informasi
akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan,
mengolah, menganalisa dan komunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk
pengambilan keputusan kepada pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak, investor
dan kreditur ) dan pihak-pihak dalam (terutama manajemen ). Untuk tujuan
eksternal biasanya didasarkan pada standar yang ditetapkan oleh otoritas. Misal
penyajian laporan keuangan untuk publik, sehingga dibutuhkan sistem informasi
akuntansi keuangan.
Sebaliknya
manajemen sering pula membutuhkan informasi akuntansi yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan untuk tujuan tertentu, sehingga dibutuhkan suatu sistem
informasi akuntansi manajerial.Dalam pembahasan ini akan di bahas tentang siklus
produksi serta persediaan dalam sistem informasi akuntansi untuk mencatat
kegiatan bisnis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
gambaran tentang siklus produksi yang berpengaruh terhadap sistem informasi
suatu bisnis ?
2. Bagaimana
proses dalam siklus Produksi ?
3. Bagaimana proses system akuntansi persediaan ?
4. Bagaimana
metode pembiayaan dalam akuntansi persediaan ?
C. Tujuan
1. Mengidentifikasi gambaran mengenai siklus produksi terhadap
system informasi suatu bisnis
2. Memahami
tentang proses dalam siklus produksi
3. Memahami
mengenai proses system akuntansi persediaan
4. Mengidentifikasi
berbagai metode dalam akuntansi persediaan
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Devinisi Siklus Produksi
Siklus
Produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait
yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk. Informasi akuntansi
biaya yang akurat dan tepat waktu merupakan input penting dalam keputusan mengenai
hal-hal berikut ini :
·
Bauran produk
·
Penetapan harga produk
·
Alokasi dan perencanaan sumber daya (contoh apakah
membuat atau membeli)
·
Manajemen Biaya
B. Aktivitas - Aktivitas Siklus Produksi
Ada empat
aktivitas dasar dalam siklus produksi :
1.
Perancangan Produk
2.
Perencanaan dan Penjadwalan
3.
Operasi Produksi
4.
Akuntansi Biaya
1)
Langkah pertama dalam siklus produksi adalah
Perancangan produk.
Tujuan aktivitas ini adalah untuk
merancang sebuah produk yang memenuhi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan,
dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya produksi Aktivitas
perancangan produk menciptakan dua dokumen utama :
·
Daftar bahan baku
·
Daftar operasi
Bagaimana para akuntan dapat terlibat
dalam perancangan produk ? Para akuntan
dapat memberikan informasi yang menunjukkan bagaimana berbagai desain dapat
mempengaruhi biaya produksi dan tingkat laba. Memastikan bahwa SIA dirancang
untuk mengumpulkan dan memberikan informasi mengenai biaya penyetelan mesin dan
penanganan bahan baku yang terkait gengan berbagai alternatif desain produk.
Dengan memberikan data mengenai biaya perbaikan dan jaminan yang terkait dengan
produk yang ada dapat berguna untuk mendesain produk yang lebih baik.
2)
Langkah kedua dalam siklus produksi adalah
perencanaan dan penjadwalan.
Tujuan dari langkah ini adalah
mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang
ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan persediaan
barang jadi. dua metode yang biasa dari perencanaan produksi ?
·
Perencanaan sumber daya produksi (MRP-II)
·
Sistem produksi Just-in-time (JIT)
MRP-II adalah kelanjutan dari perencanaan
sumber daya bahan baku yang mencari keseimbangan antara kapasitas produksi yang
ada dan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi perkiraan permintaan penjualan.
Tujuan produksi JIT adalah meminimalkan atau meniadakan persediaan bahan baku,
barang dalam proses, dan barang jadi. Dokumen, formulir dan prosedur: Jadwal induk produksi (MPS) menspesifikasikan
seberapa banyak produk akan diproduksi selama periode perencanaan dan kapan
produksi tersebut harus dilakukan. Permintaan bahan baku mensahkan pengeluaran
jumlah bahan baku yang dibutuhkan dari gudang ke lokasi pabrik, tempat bahan
tersebut dibutuhkan. Perpindahan selanjutnya dari bahan baku di sepanjang
pabrik akan didokumentasikan dalam dalam kartu perpindahan. Bagaimana para
akuntan dapat terlibat dalam perencanaan dan penjadwalan?
·
Akuntan harus memastikan bahwa SIA mengumpulkan
dan melaporkan biaya secara konsisten dengan teknik perencanaan produksi
perusahaan.
·
Para akuntan juga dapat membantu perusahaan
memilih antara MRP-II atau JIT untuk melihat manakah yang lebih tepat untuk
perencanaan dan penjadwalan produksi perusahaan.
3)
Langkah ketiga dalam siklus produksi adalah produksi
aktual dari produk.
Cara aktivitas ini dicapai sangat
berbeda di berbagai perusahaan.Apakah computer-integrated manufacturing (CIM)
itu . Penggunaan berbagai bentuk Teknologi Informasi dalam proses produksi.
Computer-Integrated Manufacturing (CIM) adalah penggunaan berbagai bentuk TI
dalam proses produksi, seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh komputer,
untuk mengurangi biaya produksi.
Setiap perusahaan membutuhkan data mengenai 4 segi berikut ini dari operasi produksinya :
Setiap perusahaan membutuhkan data mengenai 4 segi berikut ini dari operasi produksinya :
1.
Bahan baku yang digunakan
2.
Jam tenaga kerja yang digunakan
3.
Operasi mesin yang dilakukan
4.
Serta biaya overhead produksi lainnya yang
terjadi
4) Langkah
terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya.
tiga tujuan dasar dari sistem
akuntansi biaya itu yaitu :
·
Untuk memberikan informasi untuk perencanaan,
pengendalian, dan penilaian kinerja dari operasi produksi
·
Memberikan data biaya yang akurat mengenai
produk untuk digunakan dalam menetapkan harga serta keputusan bauran produk
·
Mengumpulkan dan memproses informasi yang
digunakan untuk menghitung persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang
muncul di laporan keuangan perusahaan.
dua jenis sistem akuntansi biaya itu?
1.
Harga pokok pesanan
2.
Harga
pokok proses
Perhitungan biaya pesanan membebankan
biaya ke batch produksi tertentu, atau pekerjaan tertentu.
Perhitungan biaya proses membebankan
biaya ke setiap proses, dan kemudian menghitung biaya rata-rata untuk semua
unit yang diproduksi. Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses
hanya mempengaruhi metode yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya tersebut
ke produk, bukan pada metode pengumpulan data.
C.
Model
Data Siklus Produksi
Guna memaksimalkan
kegunaan manajemen biaya dan pengambilan keputusan, data siklus produksi harus
dikumpulkan dari tingkat agregasi terendah. Entitas barang dalam proses
digunakan untuk mengumpulkan dan merangkum data mengenai bahan baku, tenaga
kerja, dan operasi mesin yang digunakan untuk memproduksi barang.
Hubungan antara
barang dalam proses dan ketiga entitas itu yaitu :
·
Satu ke banyak. Hubungan tersebut mencerminkan
tentang setiap proses produksi dapat mencakup sejumlah pengeluaran bahan baku,
operasi tenaga kerja, dan operasi mesin.
·
Setiap aktivitas ini dihubungkan dengan proses
produksi tertentu.
·
Hubungan antara dua agen entitas
·
Setiap pegawai ditugaskan ke supervisor
tertentu.
·
Setiap supervisor bertanggungjawab untuk banyak
pegawai.
D. SubSistem Aplikasi Siklus Produksi
Perancangan produk merupakan tahap awal dari sistem produksi yang
bertujuan untuk merancang sebuah produk yang memenuhi keinginan konsumen dalam
hal kualitas, lama pengerjaan, dan biaya produksi yang rendah.
Sistem
Akuntansi Biaya
1.
Tahap akhir dalam sistem produksi adalah sistem
akuntansi biaya yang bertujuan yaitu :
Menghasilkan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dala produksi.
Menghasilkan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dala produksi.
2.
Menghasilkan informasi biaya yang akurat agar
dapat digunakan sebagai dsar penentuan harga (pricing) dan
kepututusan tentang komposisi produk (product mix).
3.
Menghasilkan informasi yang dapat digunakan
untuk menghitung nilai persediaan dan harga pokok penjualan.
Jenis sistem akuntansi biaya yang
umum digunakan oleh sebuah perusahaan adalah sistem penentuan harga pokok
pesanan (job order costing) dan sistem peneentuan harga pokok proses (process
costing) dan laporan yang dihasilkan sistem akuntansi biaya umumnya berupa :
1.
Laporan kontrol (control report).
2.
Laporan harga pokok produksi (production cost
report)
E. DFD Aplikasi Siklus Produksi
DFD
(Data Flow Diagram) merupakan suatu cara atau metode untuk membuat rancangn
sebuah sistem yang mana berorientasi pada alur data yang bergerak pada sebuah
sistem nantinya.. Dalam pembuatan Sistem Informasi, DFD sering digunakan. DFD
dibuat oleh para analis untuk untuk membuat sebuah sistem yang baik. Dimana DFD
ini nantinya diberikan kepada para programmer untuk melakukan proses coding.
Dimana para programmer melakukan sebuah coding sesuai dengan DFD yang dibuat
oleh para analis sebelumnya. Tools yang digunakan pada pembuatan DFD (Data Flow
Diagram) yaitu EasyCase, Power Designer.
F.
Akuntansi
Persediaan
Persediaan merupakan aktiva lancar
terbesar dari suatu perusahaan, dan diperlukan pengukuran yang tepat untuk
menjamin laporan keuangan yang akurat. Jika persediaan tidak
dihitung secara tepat, pengeluaran dan penerimaan tidak dapat dicocokkan secara
benar. Jika persediaan akhir tidak benar, maka hasilnya adalah
saldo-saldo dari neraca berikut ini juga tidak akan benar: persediaan barang
dagangan, total aktiva, dan ekuitas pemilik modal. Ketika persediaan
akhir tidak benar, harga pokok penjualan barang dagangan dan laba bersih juga
akan tidak benar di dalam laporan laba rugi.
Dua
sistem akuntansi persediaan yang paling sering digunakan secara luas adalah
periodik dan perpetual. Sistem persediaan perpetual memerlukan catatan
akuntansi untuk menunjukkan jumlah persediaan yang ada di tangan di setiap
waktu. Sistem ini menggunakan akun yang terpisah dalam buku besar
pembantu untuk masing-masing persediaan barang, dan akun tersebut diperbaharui
setiap kali kuantitasnya bertambah atau diambil keluar. Dalam sistem
persediaan periodik, penjualan dicatat saat penjualan tersebut terjadi tetapi
persediaannya tidak diperbaharui. Pemeriksaan persediaan fisik harus
dilakukan pada akhir tahun untuk menentukan harga pokok penjualan. Tanpa
melihat sistem akuntansi persediaan apa yang digunakan, adalah baik sekali
untuk melakukan pemeriksaan persediaan fisik sedikitnya sekali setahun.
Seluruh
barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan (baik secara fisik ada atau tidak
di perusahaan tersebut), termasuk dalam persediaan ketika suatu persediaan
diambil. Ini memerlukan pemeriksaan seluruh dokumen-dokumen
pengiriman dan mengidentifikasi seluruh pengiriman barang dagangan yang
keluar. Menentukan kuantitas barang di tangan harus dilakukan sedikitnya
oleh dua orang, dan orang ketiga harus memeriksa ketepatan dari perhitungan
tersebut (terutama jika barang-barang yang mempunyai nilai moneter yang
tinggi). Ketika menentukan harga pokok penjualan, seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkannya dimasukkan dalam harga pembelian.
G. Sistem Akuntansi Persediaan
Sistem akuntansi persediaan bertujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis
persediaan yang disimpan di gudang. Sistem ini berkaitan erat dengan
sistem penjualan, sistem retur penjualan, sistem pembelian, sistem retur pembelian,
dan sistem akuntansi biaya produksi.
Sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem akuntansi persediaan
adalah:
1.
Prosedur pencatatan produk jadi.
2.
Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang
dijual.
3.
Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang
diterima kembali dari pembeli.
4.
Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian
kembali harga pokok persediaan produk dalam proses.
5.
Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang
dibeli.
6.
Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang
dikembalikan kepada pemasok.
7.
Prosedur permintaan dan pengeluaran gudang.
8.
Prosedur pencatatan tambahan harga pokok
persediaan karena pengembalian barang gudang.
9.
Sistem perhitungan fisik persediaan.
Sistem akuntansi persediaan adalah
formulir-formulir, catatan-catatan prosedur-prosedur, dan alat-alat yang
digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan
tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang
diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain
yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga
pemerintah untuk menilai hasil operasi. Dalam sistem akuntansi persediaan
secara manual, diselenggarakan dua catatan akuntansi, di fungsi gudang dan di
fungsi akuntansi.
Dibagian gudang
diselenggarakan kartu gudang untuk mencatat kuantitas persediaan danmutasi tiap
jenis barang yang disimpan di gudang. Biasanya kartu gudang tidak berisi
data harga pokok tiap jenis barang, namun hanya berisi informasi kuantitas tiap
jenis barang yang disimpan di gudang. Kartu gudang ini disimpan dalam
arsip di kantor gudang untuk mencatat mutasi kuantitas fisik barang di gudang.
Di samping kartu gudang, bagian gudang juga menyeleggarakan kartu barang
yang ditempelkan pada tempat penyimpanan barang.
Kartu gudang ini berfungi
sebagai identitas barang yang disimpan, untuk memudahkan pencarian barang dan
sekaligus untuk mencatat mutasi kuantitas barang. Dibagian kartu
persediaan (fungsi akuntansi) diselenggarakan kartu persediaan yang digunakan
untuk mencatat kuantitas dan harga pokok barang yang di simpan di gudang.
Kartu persediaan ini berfungsi sebagai alat kontrol catatan kuantitas
barang yang diselenggarakan oleh bagian gudang. Di samping itu, kartu
gudang persediaan ini merupakan rincian rekening kontrol persediaan yang
bersangkutan dalam buku besar.
H. Metode dalam Akuntansi Persediaan
Adapun metode yang digunakan dalam
Akuntansi persediian adalah sebagai berikut
1.
Metode Pembiayaan Persediaan - Periodik
Sistem
periodik hanya mencatat penerimaan setiap kali penjualan dilakukan. Untuk
menentukan harga pokok penjualan, suatu pemeriksaan persediaan fisik harus
dilakukan.
Metode
pembiayaan persediaan yang umumnya paling digunakan adalah:
·
masuk pertama, keluar pertama (FIFO),
·
keluar terakhir, masuk pertama (LIFO), dan
·
biaya rata-rata atau biaya tertimbang rata-rata.
Metode-metode
ini memperlihatkan hasil-hasil yang berbeda karena aliran biayanya didasarkan
pada asumsi-asumsi yang berbeda. Metode FIFO mendasarkan aliran biayanya
atas urutan kronologis dimana pembelian dilakukan, sedangkan metode LIFO
mendasarkan aliran biayanya dalam urutan kronologis yang sebaliknya.
Metode biaya rata-rata memperlihatkan suatu aliran biaya yang berdasarkan
rata-rata tertimbang dari biaya-biaya unit.
Pilihan
metode pembiayaan persediaan mempengaruhi saldo dari
·
persediaan akhir,
·
harga pokok penjualan, dan
·
laba kotor dan bersih.
Pada
waktu periode kenaikan harga, metode FIFO biasanya menghasilkan persediaan
akhir yang lebih besar, harga pokok penjualan yang lebih kecil dan laba yang
lebih besar. Selama periode kenaikan harga, metode LIFO menghasilkan
persediaan akhir yang lebih kecil, harga pokok penjualan yang lebih besar dan
laba yang lebih kecil. Pada waktu periode penurunan harga, pengaruh kedua
metode tersebut adalah berlawanan. Metode rata-rata biaya memperlihatkan
hasil yang berada diantara metode LIFO dan FIFO.
2.
Metode Pembiayaan Persediaan - Perpetual
Sistem
persediaan perpetual memerlukan buku besar persediaan yang terpisah untuk
mengurus masing-masing barang. Buku besar persediaan menyediakan
informasi terperinci mengenai pembelian, harga pokok penjualan, dan persediaan
di tangan. Setiap kolom memberikan informasi mengenai kuantitas, biaya
unit, dan biaya total. Ketika metode rata-rata biaya digunakan, rata-rata
biaya unit masing-masing barang dihitung setiap kali pembelian dilakukan.
Keuntungan dari system persediaan perpetual adalah tingkat pengendalian yang
tinggi, yang membantu manajemen untuk tingkat persediaan yang tepat, dan pemeriksaan
fisik persediaan dapat dibandingkan dengan mudah. Kapanpun
kekurangan (misalnya barang hilang atau dicuri) ditemukan, perkiraan Kekurangan
Persediaan harus didebitkan.
3.
Metode Non-Biaya Untuk Menilai Persediaan
Dalam
keadaan tertentu, penilaian persediaan berdasarkan biaya adalah tidak
praktis. Jika harga pasar dari suatu barang jatuh dibawah harga
pembelian, maka semakin rendah biaya atau penilaian metode pasar yang
direkomendasikan. Metode ini mengizinkan penurunan dalam nilai
persediaan untuk diimbangi dengan pendapatan dari periode tersebut.
Ketika barang menjadi rusak atau usang, dan hanya dapat dijual dibawah harga
pembelian, mereka harus dicatat pada nilai bersih yang dapat dicapai.
Nilai bersih yang dapat dicapai adalah perhitungan harga penjualan dikurangi
dengan biaya apapun yang diadakan untuk membuang barang tersebut.
Adapun Metode Yang Digunakan Untuk
Menghitung Biaya Persediaan
Dalam
operasi bisnis tertentu, melakukan pemeriksaan persediaan fisik adalah tidak
mungkin atau tidak praktis. Dalam situasi tersebut, maka perlu untuk
menghitung biaya persediaan. Dua metode yang sangat populer adalah
1.
metode persediaan eceran, dan
2.
metode laba kotor (atau marjin kotor).
Metode
persediaan eceran menggunakan biaya untuk rasio harga eceran. Pemeriksaan
fisik persediaan dinilai secara eceran, dan kemudian dikalikan dengan rasio
biaya (atau persentase) untuk menentukan biaya perkiraan dari persediaan akhir.
Metode laba kotor menggunakan rata-rata marjin laba kotor tahun-tahun
sebelumnya (misalnya penjualan dikurangi harga pokok penjualan dibagi dengan
penjualan). Laba kotor tahun sekarang dihitung dengan cara mengalikan
penjualan tahun sekarang dengan marjin laba kotor, sedangkan harga pokok
penjualan tahun sekarang dihitung dengan cara mengurangkan laba kotor
penjualan, dan persediaan akhir dihitung dengan cara menambahkan harga pokok
penjualan untuk barang-barang yang tersedia untuk dijual.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ø Empat
kegiatan penting dalam siklus produksi :
1. Perancangan
Produk (Aktivitas 1)
Langkah pertama
dalam siklus produksi adalah Perancangan produk. Tujuan aktivitas ini adalah
untuk merancang sebuah produk yang memenugi permintaan dalam hal kualitas,
ketahanan, dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya produksi
2. Perencanaan
dan Penjadwalan (aktivitas 2)
Langkah kedua dalam
siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan.
Tujuan dari langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi.
Tujuan dari langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi.
3. Operasi
Produksi (Aktivitas 3)
Computer-Integrated
Manufacturing (CIM) adalah penggunaan berbagai bentuk TI dalam proses produksi,
seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh kompute, untuk mengurangi biaya
produksi. Setiap perusahaan membutuhkan data mengenai 4 segi berikut ini dari
operasi produksinya :
·
Bahan baku yang digunakan
·
Jam tenaga kerja yang digunakan
·
Operasi mesin yang dilakukan
·
Serta biaya overhead produksi lainnya yang terjadi
4. Akuntansi Biaya (Aktivitas 4)
Langkah terakhir
dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya.
Apakah tiga tujuan
dasar dari sistem akuntansi biaya itu ?
·
Untuk memberikan informasi untuk perencanaan,
pengendalian, dan penilaian kinerja dari operasi produksi
·
Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk
untuk digunakan dalam menetapkan harga serta keputusan bauran produk.
·
Mengumpulkan dan memproses informasi yang
digunakan untuk menghitung persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul
di laporan keuangan perusahaan.
Ø
Metode dalam Akuntansi Persediaan ada 3 yaitu
1.
Metode Pembiayaan Persediaan - Periodik
2.
Metode Pembiayaan Persediaan – Perpetual
3.
Metode Non-Biaya Untuk Menilai Persediaan
B.
Saran
Penulis
berharap pemabaca dapat memahami apa yang telah di paparkan dalam makalah ini
sehingga dapat memperoleh manfaat yang sebaik-baiknya mengenai Sistem Informasi
Akuntansi dalam Siklus produksi dan akuntansi biaya persediaan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://richank-meister.blogspot.com/2012/11/sistem-informasi-akuntansi-siklus.html
http://tugasdanbelajar.blogspot.com/2012/11/sistem-informasi-akuntansi-bab-7-siklus.html
http://sondis.blogspot.com/2013/03/sistem-akuntansi-persediaan.html
http://sella10p.wordpress.com/2014/01/22/siklus-aplikasi-sistem-informasi-akuntansi/